Bicara Tentang Januari: Kata Dosen dan Mahasiswa UIN Antasari Tentang Peristiwa Banjir yang merata di Kalimantan Selatan
PG:Huais Al Karni |
Pandemi Covid-19 di Indonesia merupakan pandemi dari penyakit koronavirus 2019 (Covid-19) yang sedang berlangsung di seluruh dunia. Kasus positif Covid-19 pertama kali terdeteksi di Indonesia pada 2 maret 2020, yang kemudian menyebar keseluruh provinsi di Indonesia.
Belum selesai di hantui oleh Covid-19 yang menyebar diberbagai plosok negeri, pada awal tahun 2021 Indonesia kembali ditimpa oleh beberapa musibah. Diantaranya meninggalnya beberapa Ulama', di Jawa barat terkena tanah longsor, di Desa Cihanjuang, Sumedang. Jawa tengah Gunung Merapi terjadi erupsi, di Jawa Timur juga Gunung Semeru terjadi erupsi, Kalimantan Selatan dan sekitarnya bencana banjir, Sulawesi Barat terkena gempa bumi di Mamuju dan Majene, Sulawesi Utara, Gelobang laut pasang, banjir rob di Manado, dan lainya. Ironisnya semua kejadian di atas terjadi di awal tahun 2021.
Dari kejadian di atas, saya sangat tertarik dengan Provinsi Kalimantan Selatan, salah satu daerah yang pernah di juluki paru-paru dunia, karena luas hutannya namun kenapa kini terdampak banjir yang merata di daerah-daerah yang ada di Kalimantan Selatan.
Kata Dosen dan Mahasiswa UIN Antasari Tentang Peristiwa Banjir yang merata di Kalimantan Selatan
Pandangan mengenai peristiwa “Banjir” yang terjadi di Kalimantan Selatan
Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Tarbiyah & Keguruan (FTK) Aditya Hariyadi menjelaskan “Menurut saya Peristiwa banjir di Kal-Sel terjadi karena penampung air seperti sungai, tanah, atau bendungan/waduk tidak lagi mampu menampung air yang datang karena naiknya volume air yang biasanya disebabkan oleh fenomena alam seperti hujan lebat dalam durasi waktu yang panjang.
Sebagai akibatnya, dapat terjadi ketidakseimbangan atau perbedaan debit air yang datang dari curahan hujan dan tidak tersalurkan sehingga air meluap dan terjadilah banjir. Penyebab terjadinya banjir selain curah hujan juga karena budaya menjaga lingkungan belum melekat dalam masyarakat karena masih banyak di antara kita yang kurang peduli terhadap kondisi lingkungan."
Setuju dengan kata Aditya di atas, tentunya dari kurangnya kesadaran menjaga lingkungan hingga berakibat banjir ini akan berdampak pada aktifitas sehari-hari.
Nurtiara
Dosen Fakultas Tarbiyah & Keguruan “Akibat
banjir ini berimbas kepada aktifitas masyarakat, terjadi macet, pendistribusian
atau pengiriman barang-barang itu menjadi terhambat karena tergenangnya banjir
yang sampai selutut, sepinggang bahkan sedada sampai klotok bisa lewat. Terus sedang
dimasa pandemi covid-19, terasa double rasanya.” Jelas Nurtiara
Miris memang melihat peristiwa banjir yang merata di Kalimantan Selatan ini, apalagi daerah terkena banjir parah yang rumah-rumahnya sampai tenggelam, jalur transportasi darat tenggelam. Membuat masyarat terpaksa harus mengungsi.
Arif
Rahman Heriansyah Dosen Fakultas Tarbiyah & Keguruan yang juga terdampak
banjir mengatakan “Tentu saya sangat miris dan bersedih melihat kondisi Banua
kita dalam beberapa hari terakhir ini. Saya beserta keluarga kecil saya juga
termasuk korban dan harus mengungsi selama lebih 3 hari lebih. Namun saya patut
bersyukur walaupun merasa rentan akan kondisi psikologis karena sedikit trauma,
tetapi saya masih dapat melindungi keluarga kecil dalam keadaan sehat
wal-afiyat. Selama berhari-hari saya memikirkan keluarga serta kerabat yang
berdomisili di hulu sungai sana yang lebih parah mengalami musibah banjir ini.” ujar Arif Rahman
Orang
memanfaatkan keadaan banjir untuk kepentingan pribadi
Lebih menyedihkan, orang-orang sedang sibuk mencari donasi untuk korban bencana banjir namun ada oknum yang mempergunakan kesempatan agar mendapatkan keuntungan pribadinya.
Akhmad Sabryan mahasiswa Prodi PAI UIN Antasari yang menjadi relawan mengungkapkan “Permasalahan yang terjadi saat peristiwa banjir ini banyak orang yang kelaparan serta kerugian penghasilan orang yang disebabkan dari banjir ini. Disisi lain menurut pandangan saya ada yang memanfaatkan peristiwa banjir ini, setiap komplek itu membuka posko bantuan padahal kompleknya itu masih tidak terlalu parah banjirnya masih banyak orang yang perlu bantuan diplosok-plosok situ. Oleh karena itu kepada para relawan dihimbau untuk membantu korban kebanjiran yang memang benar benar sangat membutuhkan.” Ungkap Sabriyan
Bahkan ada yang mengambil kesempatan dalam kesempitan, mencuri barang-barang yang ada dirumah orang yang orangnya sedang mengungsi dipengungsian, dan mencuri barang-barang di rumah orang yang sedang sibuk mencari donasi.
Fazriannoor mahasiswa Prodi PAI menambahkan “Utamanya saya merasa miriskan dan merasa iba juga terhadap mereka, karena ya mau apa lagi kan. Mungkin juga karena faktor keadaan yang membuat mereka melakukan hal itu. Ya kita doakan saja mereka untuk mendapatkan hidayah dari Allah SWT” kata Fazriannor mahasiswa PAI
Mahasiswa baru belum habis kendala Covid-19 menjadi penghalang perkuliahan, ditambah musibah banjir
Fazzrianoor mahasiswa baru Prodi PAI mengatakan “Perasaan saya pribadi sangat sedih karena kemarin sudah menyiapkan semuanya untuk kuliah secara langsung ternyata perkuliahan dilaksanakan secara online, setelah melaksankan kuliah online kami mahasiswa baru di guncang dengan bencana banjir yang mengiris hati." jelas Fazri
"Banjir yang datang setelah kami ujian akhir semester, jadi kami bisa ikut
menyalurkan bantuan berupa donasi, tenaga dan juga pikiran. Dan pasti sangat
sedih karena banyak sekali kendala akibat banjir ini, semoga lekas membaik dan
bisa kuliah normal seperti pendahulu kami. Tetap semangat untuk teman-teman
angkatan 2020”tambah Fazri
PG: Huais Al Karni |
Apa
yang harus dilakukan para mahasiswa pada fenomena banjir ini?
Mahasiswa sebagai garda terdepan memiliki peran besar dalam kegiatan sosial masyarakat. Kemudian dalam kondisi bencana yang merata ini apa yang harus dilakukan para mahasiswa?
“Jika lau mampu untuk menjadi relawan maka saatnya melakukan gerakan untuk masyarakat. Dalam bentuk apa pun kebaikan itu. Karena mahasiswa dapat menjadi pionir di garda terdepan untuk merealiasasikan hidup bermasyarakat dalam kondisi seperti ini” Kata Arif Rahman
Nurtiara juga menambahkan “Bagi
mahasiswa menyikapi banjir ini, ibu harapkan menerima keadaan yang terkena
dampak, sabar, tetap laksanakan perkuliahan bagi yang masih ada jadwal, diharapkan
mahasiswa bisa menjadi agent perubahan, menjadi contoh agar terus semangat,
punya peran di masyarakat, seperti mengedukasi pentingnya penghijauan, penanaman
hutan, membuang sampai pada tempatnya. Jangan
putus asa tetap semangat." Tambah Nurtiara
Dan Aditya mengatakan “yang harus dilakukan mahasiswa pada keadaan seperti ini adalah
mahsiswa harus saling mendukung satu sama lain tentang keadaan hari ini jangan
saling menyalahkan, mengkritik itu boleh namun harus dengan tatakrama namun
jangan sampai takut berpendapat. Jika mahasiswa mampu lahir dan batin, harusnya
sudah mandiri membantu, menjadi relawan dan lain sebagainya.” Jelas Aditya
Sangat jelas ungkapan-ungkapan di atas, sebagai garda terdepan sudah seharusnya kita sebagai pemuda memiliki peran besar dimasyarakat apalagi dalam kondisi sekarang ini.
Do’a
serta harapan pada bencana banjir di Kalimantan Selatan
Sabryan “Semoga peristiwa yang terjadi di Indonesia khususnya dibanua KalSel ini cepat membaik dan alam kembali bersahabat sehingga orang-orang bisa beraktifitas seperti biasanya. Jadikan peristiwa ini sebagai pembelajaran." harap Sabriyan
Arif Rahman mengharapkan “Semoga musibah ini tidak terjadi kembali. Semoga masyarakat semakin
sadar akan pentingnya menjaga alam, menerapkan pola green style, serta
pemerintah dan para pemangku kebijakan dapat mengevaluasi keadaan ekologis
Banua kita tercinta ini. Saya percaya, jikalau seluruh elemen stake holder (pemerintah
dan masyarakat) bersatu dan bersinergi untuk menjaga lingkungan Banua kita maka
Kalsel akan bangkit dan terjaga kembali marwah kelestariannya.”
Aditya
Hariyadi “doa dan harapan. Semoga apa yang
kita lakukan hari ini memberikan ibadah, semoga banjir hari ini memberikan
pelajaran yang luar biasa kepada kita tentang bagaiman penanggulangan banjir. Harapan
saya adalah banjir cepat surut, dan ada gerak dari pemerintah untuk segera
mungkin menanggulangi banjir. Kemudian, paska surut banjir kita bersama-sama
bergotong royong membantu warga setempat membersihkan tempat ibadah,
rumah-rumah, barang-barang yang perlu diperbaiki dan lain sebagainya.Setelah
surut nanti diharapkan kita memiliki kesiapan yang lebih dalam menanggapi
bencana, dan tentunya kita harus bisa menjaga lingkungan terkhusus hutan
lindung penyerap air jangan sampai hanya
mengerjakan keperluan pribadi tanpa melihat kepentingan bersama”
dan Alif dari Fakultas Dakwah Ilmu Komuniakasi juga mengharapkan “Semoga banjirnya cepat surut dan bisa beraktifitas lagi. Mungkin peristiwa banjir ini Tuhan sedang berkomunikasi, memperingatkan kepada kita. Apakah kita sudah baik dengan alam yang sudah memberikan tempat dan sumber-sumber kehidupan kepada kita?mari berbuat baik pada alam yang sudah berbuat baik kepada kita” harap Alif
Semua harapan tertuang dalam jiwa setiap insan. setelah kita aamiin kan mari kita wujudkan dengan kerja nyata, dengan penuh semangat dan perjuangan. Hidup Mahasiswa !
19 Januari 2021
Posting Komentar untuk "Bicara Tentang Januari: Kata Dosen dan Mahasiswa UIN Antasari Tentang Peristiwa Banjir yang merata di Kalimantan Selatan"