Berbagi Kajian Ramadhan #7: Inilah 6 Godaan Puasa di Bulan Ramadhan ! Nomor 6 Mokel Puasa
Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah dan ampunan. Namun, di balik keistimewaannya, godaan untuk membatalkan puasa juga selalu mengintai. Berikut adalah 6 godaan yang sering dihadapi orang yang sedang berpuasa:
1. Rasa lapar dan haus
Ini adalah godaan yang paling umum dan paling terasa. Rasa lapar dan haus biasanya muncul di siang hari, saat cuaca panas dan perut kosong.
Hadits nabi Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ
Artinya :
Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rafats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa. (HR Ibnu Majah dan Hakim)
puasa bukan sekedar menahan lapar dari makan dan menahan haus dari minum, akan tetapi meninggalkan rafats (perilaku keji, pornografi, dan omongan jorok yang melahirkan rangsangan sahwat) dan juga menghindari laghwun (omong kosong, ujaran kebencian, dan pembicaraan yang mengarah kepada permusuhan).
2. Aroma makanan yang menggoda
Aroma makanan yang lezat, terutama saat berbuka puasa, bisa menjadi godaan yang sangat berat. Namun memang ada pendapat yang membolehkan mencicipi makanan (tapi) bagi juru masak
Ini Merujuk pada pendapat Imam Ibnu Abbas ra, yang mengatakan bahwa boleh-boleh saja orang puasa mencicipi sesuatu ketika sedang puasa, sebagaimana dikutip oleh Syekh Badruddin al-‘Aini dalam salah satu karyanya, ia mengatakan:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: لاَ بَأْسَ أَنْ يَذُوقَ الْخَلَّ، أَوِ الشَّيْءَ مَا لَمْ يَدْخُلْ حَلْقَهُ وَهُوَ صَائِمٌ
Artinya, “Dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Tidak masalah apabila seseorang mencicipi cuka atau sesuatu, selama tidak masuk pada kerongkongan, dan ia dalam keadaan berpuasa.” (Al-Aini, Umdatul Qari Syarhu Shahihil Bukhari, [Beirut, Darul Ihya At-Turats], juz XVI, halaman 379).
Sementara itu, Syekh Sulaiman As-Syafi’i Al-Makki berpendapat bahwa hukum asal dari mencicipi rasa makanan bagi orang yang sedang puasa adalah makruh jika memang tidak ada kebutuhan (hajat) untuk mencicipinya. Sebab, mencicipi makanan bisa berpotensi membatalkan puasa. Namun jika ada kebutuhan, seperti juru masak, maka hukumnya boleh-boleh saja dan tidak makruh.
Kalau kamu orang yang berpuasa dan tidak ada kebutuhan, kemudian mencicipi ayam bakar sampai habis satu piring beserta nasinya itu dipastikan batal. Apalagi setelah itu di tambah minum es campur.
3. Rasa kantuk
Kantuk biasanya muncul setelah makan sahur dan di siang hari. Rasa kantuk ini bisa membuat orang malas beribadah dan melakukan aktivitas lainnya. Ada yang mengatakan bahwa tidurnya orang puasa adalah ibadah.
نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ وَذَنْبُهُ مَغْفُوْرٌ “Tidurnya orang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni” (HR Baihaqi). Hadits ini seringkali dipolitisasi oleh sebagian masyarakat sebagai pembenaran bersikap malas-malasan dan banyak tidur saat menjalankan puasa di bulan Ramadhan. Padahal pemikiran demikian tidaklah benar, sebab salah satu adab dalam menjalankan puasa adalah tidak memperbanyak tidur pada saat siang hari.
tidur pada saat berpuasa dapat disebut sebagai ibadah ketika memenuhi dua kriteria. Pertama, tidak dimaksudkan untuk bermalas-malasan, tapi untuk lebih bersemangat dalam menjalankan ibadah. Kedua, tidak mencampuri ibadah puasanya dengan melakukan perbuatan maksiat.
4. Bergosip dan gibah
Bergosip dan gibah adalah kebiasaan buruk yang bisa membatalkan pahala puasa.
Menurut Jumhur Ulama maksiat termasuk bergosip dan yang lainnya hanya membatalkan pahalanya puasa dan menghilangkan faedah-faedah puasa Ramadhan seperti di terimanya doa dan pengampunan dosa. Karena itu, sebenarnya hal ini sudah cukup menghinakan dan mencegah dari berbuat maksiat lebih-lebih di bulan suci Ramadhan. Maimun bin Mahran berkata: أهون الصوم ترك الطعام والشراب Artinya,
"Derajat puasa yang paling rendah adalah meninggalkan makan dan minum". (Al-Ghumari, 38-39)
5. Malas beribadah
Malas beribadah, seperti sholat dan membaca Al-Quran, bisa membuat puasa menjadi tidak bermakna.Berpuasa hendaknya jangan dijadikan alasan atau pembenaran menurunkan aktivitas beribadah, berkarya atau berproduksi. Justru sebaliknya di bulan puasa aktivitas tersebut hendaknya semakin bertambah, mengingat pahala di bulan puasa sungguh luar biasa. Namun hal tersebut sering terkendala oleh rasa malas atau bosan.
Berikut ini contoh doa melawan rasa malas yang dikutip dari buku kumpulan doa : Allahumma inni a’uzubika minal kasali wal harami wal ma’tsami wal maghrami wamin fitantil qobri wamin fitnatin nar wa ‘azabin nar wamin syarri fitnatil ghina wa a’uzubika min fitnatil faqri wa a’uzubika min fitnatil masihid dajjal.
Artinya : “Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari kemalasan dan usia jompo, perbuatan dosa dan hutang, fitnah kubur dan azab kubur, fitnah neraka dan azab neraka, keburukan fitnah kekayaan, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kemiskinan dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Masih Dajjal.”
6. Membatalkan puasa dengan sengaja / Mokel
Islam melarang keras umatNya untuk melakukan mokel saat bulan Ramadhan, terlebih tidak memiliki alasan yang bisa dibenarkan oleh syariat.
Hal ini lantaran hukum puasa Ramadhan adalah wajib sebagaimana yang ditegaskan dalam Al-Qur’an, di mana Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah: 183).
Mengutip dari laman NU Online Orang yang dengan nekat membatalkan puasanya di bulan Ramadhan atau mokel akan mendapatkan ancaman dan siksaan yang sangat pedih di akhirat.
Mereka akan digantung tubuhnya, dan dari mulutnya akan keluar darah. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah saw dalam sebuah hadits, yaitu:
عَنْ أَبي أُمَامَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ يَقُولُ: بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ إِذْ أَتَانِى رَجُلاَنِ فَأَخَذَا بِضَبْعَىَّ، ثُمَّ انْطُلِقَ بِى فَإِذَا أَنَا بِقَوْمٍ مُعَلَّقِينَ بِعَرَاقِيبِهِمْ مُشَقَّقَةٌ أَشْدَاقُهُمْ تَسِيلُ أَشْدَاقُهُمْ دَمًا. قُلْتُ: مَنْ هَؤُلاَءِ؟ قَالَ: هَؤُلاَءِ الَّذِينَ يُفْطِرُونَ قَبْلَ تَحِلَّةِ صَوْمِهِمْ
Artinya, “Dari Abu Umamah berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: ‘Pada saat aku tidur, aku bermimpi didatangi dua orang malaikat membawa pundakku. Kemudian mereka membawaku, saat itu aku mendapati suatu kaum yang bergantungan tubuhnya, dari mulutnya yang pecah keluar darah. Aku bertanya: ‘Siapa mereka?’ Ia menjawab: ‘Mereka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum diperbolehkan waktunya berbuka puasa’.” (HR An-Nasa’i).
Posting Komentar untuk "Berbagi Kajian Ramadhan #7: Inilah 6 Godaan Puasa di Bulan Ramadhan ! Nomor 6 Mokel Puasa"